Ibu Megawati merupakan perpaduan kelembutan hati seorang ibu dan kekerasan hati seorang perempuan yang memegang teguh jalan ideologi Pancasila. Karena itu, ia tahu kapan waktunya harus naik dan turun. Maka ketika menang Pemilu 1999 dan tidak terpilih menjadi Presiden, ia tetap tabah dan setia dengan ideologinya hingga akhirnya terjadi dinamika politik mengantarkanya menjadi Presiden. Wani ngalah luhur wekasane.
Ketika para ketua umum partai politik berebut maju sebagai calon presiden, ia justru menyodorkan nama lain. Padahal amanat Kongres PDI Perjuangan tahun 2010, ketua umum sebagai calon Presiden, dan dengan hak preogratif yang dimilikinya sebagai ketua umum, ia menempuh jalan berbeda. Ibu Megawati orang yang konsisten dengan ideologi, sehingga tidak mudah ditekan dan tak bisa ditarik ke kanan dan kiri, sebab cita-citanya adalah mewujudkan Indonesia Raya.
Maka tidaklah berlebihan ketika Ibu Megawati menerima gelar doktor kehormatan bidang politik dan pemerintahan dari Universitas Padjajaran Bandung, Rabu 25 Mei 2016, Ketua Tim Promotor Prof Dr H Obsatar Sinaga MSi antara lain mengatakan, “Menariknya meski sudah tidak menjabat presiden, Megawati masih bisa menentukan siapa presiden berikutnya, “ kata Obsatar yang disambut gelak tawa hadirin saat itu (Osdar, 9/1).