“Masak kalah sama buzzer. Humas kementerian dan lembaga punya anggaran besar. Buzzer kadang-kadang kerja serabut, meski ada beberapa yang ‘dibayar’. Humas bisa memakai jasa-jasa mereka (buzzer) untuk meluruskan atau membenarkan satu informasi yang menyesatkan,” katanya.
Wakil Ketua Umum Partai Golkar ini mengungkapkan para buzzer hanya menyampaikan atau menyajikan berita bahwa masyarakat terus mengalami pemiskinan, pembodohan, dan ketidakadilan.
Menurut Bamsoet, humas kementerian dan lembaga selalu kalah dengan para buzzer antara lain karena humas kementerian dan lembaga terbiasa dalam birokrasi.
“Humas kementerian dan lembaga kadang kurang adaptif, kurang responsif terhadap perkembangan zaman dan teknologi. Mereka (buzzer) sudah memakai berbagai platform, media sosial, sementara humas kementerian dan lembaga masih terjebak pada rilis-rilis dan berita-berita yang konvensional,” tambahnya.
(pmg)