“Dulu di zaman Orde Baru, tugas negara dan tugas sejarah itu bentrok, tugas negara dan tugas sejarah di Orde Baru itu berlawanan dan itu adalah salah, tidak seharusnya tugas negara itu melawan tugas sejarah, karena sebuah negara itu harus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman dan sejarah,” ucapnya.
Kini, Budiman mengaku sudah tidak berat hati untuk berkawan dengan orang-orang yang dulu adalah lawannya. Menurut dia, ada tugas sejarah dan tugas negara yang harus dilakukan bersama yakni demi kemajuan Indonesia.
Sudah sepatutnya seluruh elemen negara bekerja sama untuk kemajuan Indonesia.
“Saya butuh 25 tahun untuk merenung dan pada akhirnya saya putuskan, oke saya temui Pak Prabowo Subianto,” kata Budiman.
“Demi tugas negara pula, saya harus bertemu dengan Bapak Prabowo Subianto supaya menghadapi tantangan ke depan kita tidak meminta-minta, kita tidak mengemis-ngemis, kita tidak memohon-mohon kepada penguasa-penguasa dunia,” tambahnya.
Budiman sudah mengunjungi kediaman Prabowo Subianto pada Juli lalu. Banyak hal yang mereka bicarakan selama pertemuan. Mencakup masa lalu hingga masa depan Indonesia.