Menurut Risma, setiap tempat yang ia kunjungi permasalahnnya berbeda-beda. Untuk itu pihaknya harus memetakan terkait persoalan dan mencari solusinya.
“Jadi kita coba memetakan apa-apa yang bisa kita lakukan, sehingga kami bisa mereview baik sumber daya yang ada di kami ataupun anggarannya,” katanya.
Di Mojokerto, Pemerlu Pelayanan Kesejahteraan Sosial (PPKS) yang ia temui berbeda dengan di lokasi lain. “Ini tadi ada lansia, pengemis, tukang becak, anak jalanan, lah itu treatment beda dengan yang saya lakukan misalnya di Ponorogo,” katanya.
Lebih lanjut, dalam pencarian solusi, para penghuni eks lokalisasi ini tidak hanya sekedar diberi bantuan. Akan tetap, Risma berharap bantuan yang diberikan mampu membuat para penghuni eks lokasisasi ini mandiri.
“Jadi tidak hanya sekedar dibantu lalu dilepas. Tidak bisa kalau hanya sekedar pendampingan dan pelatihan, marketing nantinya juga kita akseskan. Termasuk dengan bangunan yang ada di sini,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyerah secara simbolik bantuan beras Rp24 juta, bantuan untuk Institusi Penerima Wajib Lapor se-Jawa Timur Rp166 juta, 80 paket nutrisi untuk 80 anak dampingan Yayasan Majapahit senilai Rp24 juta, dan terintegrasi dan pembinaan lanjut IPWL Yayasan Eklesia Rp36 juta.