Sementara itu, menurut Ade, poros PDIP lebih unggul dalam segmen pemilih wong cilik.
Dari hasil survei menunjukkan ada 69,9 persen responden yang masuk dalam kategori wong cilik berpendapatan di bawah Rp3 juta. Dari jumlah tersebut, sebanyak 24,9 persen merupakan pemilih poros PDIP.
Berikutnya, 19,2 persen merupakan pemilih poros Gerindra-PKB; serta 17,2 persen merupakan segmen pemilih KIB.
Menurut Ade, hal ini tak lepas dari branding PDIP yang sejak masa Orde Baru mengidentifikasikan dirinya sebagai partai wong cilik.
Sedangkan, untuk basis pemilih agama Islam, poros Gerindra-PKB yang unggul dalam hasil survei. Tercatat sebanyak 20,1 persen pemilih beragama Islam memilih poros koalisi ini.
Kemudian disusul PDIP sebanyak 18,7 persen; dan KIB sebesar 17,3 persen.
Kendati demikian, kata Ade, dukungan pemilihan ini masih dapat berubah sewaktu-waktu. Hal ini bisa disebabkan pelbagai faktor, salah satunya soal tokoh calon presiden maupun calon wakil presiden yang akan diusung.
“Dukungan pemilih PDIP, KIB, dan Gerindra-PKB masih dapat berubah tergantung pada akhirnya pada tokoh capres dan cawapres masing-masing dari tiga poros itu,” ujarnya.