Selain itu, dia sudah menjalin komunikasi dengan beberapa tokoh. Baik politisi, tokoh agama, ormas, maupun tokoh masyarakat. Namun, dia tidak mau menyebutkan siapa saja tokoh-tokoh tersebut.
Yang jelas, tekadnya untuk maju dalam kontestasi pemilihan wali kota (pilwali) tidak main-main. Selain mengembalikan formulir pendaftaran, Awey mengaku sudah menyiapkan visi-misi. Intinya, Surabaya harus bisa lebih baik. ”Bukan hanya infrastrukturnya. Tapi, SDM-nya juga harus berkualitas,” ujar mantan anggota Komisi C DPRD Surabaya itu.
Awey mengapresiasi kinerja Wali Kota Tri Rismaharini soal pembangunan infrastruktur. Namun, menurut dia, hal itu tidak dibarengi dengan pembangunan kualitas sumber daya manusia (SDM). Karena itu, ke depan pembangunan SDM harus menjadi prioritas.
Secara terpisah, Sekretaris DPD PSI Surabaya William Wirakusuma menyatakan, partainya belum mengambil keputusan terkait mitra koalisi. Termasuk dengan Nasdem. Saat ini PSI masih berfokus untuk menjaring calon melalui pendaftaran terbuka.
Namun, soal mahar politik, ketua Fraksi PSI di DPRD Surabaya itu sepakat dengan Nasdem. Mahar politik, menurut dia, bisa merusak citra demokrasi. ”Setiap orang punya kesempatan yang sama. Kalau pakai mahar politik, hanya yang mampu bayar yang bisa ikut (pilwali, Red),” tegasnya.