“Kita lihat mahasiswa mulai bergerak turun ke jalan. Ini menunjukkan jika indikator yang dipakai oleh DPD RI bersesuaian dengan fakta di lapangan. Jika rencana penundaan pemilu 2024 terus digulirkan, tingkat kemarahan publik bisa makin meluas, ” tutur La Nyalla.
Sebagai informasi, Hasil survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan bahwa tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Jokowi terus mengalami penurunan akibat wacana jabatan presiden tiga periode serta penundaan penyelenggaraan Pemilu 2024.
Hasil itu diperoleh dari survei yang dilakukan SMRC terhadap 1.220 responden yang dipilih secara acak dengan metode stratified multistage random sampling kepada warga negara Indonesia yang sudah memiliki hak pilih di pemilu lewat wawancara tatap muka dilakukan pada 13-20 Maret 2022. Response rate survei ini sebesar 1.027 atau 84 persen.
Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, tingkat kepuasan terhadap kinerja Jokowi telah menurun ke angka 64,6 persen saat ini setelah berada di 77 persen pada Maret 2021.
“Maret 2021 di 77 persen, Mei 2021 di 75,7 persen, September 2021 di 68,5 persen, Desember 2021 pada 71,7 persen, Maret 2022 di 64,6 persen,” kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, dalam paparannya, Jumat (1/4).