Dijelaskan La Nyalla, ia juga telah menyampaikan secara terbuka, bahwa kegiatan atau pernyataan elite politik, baik itu menteri atau ketua partai, terkait penundaan pemilu atau masa jabatan presiden tiga periode justru tidak direspons positif oleh publik.
“Kami juga membaca bagaimana respons publik terhadap kelangkaan dan kenaikan harga minyak goreng,” katanya.
Sebelumnya, Luhut sempat berdebat dengan sejumlah mahasiswa Universitas Indonesia saat dia hadir untuk mengisi kuliah umum di kampus itu. Luhut menolak secara terang-terangan untuk membuka big data yang dia klaim berisi percakapan masyarakat yang ingin jabatan presiden diperpanjang.
(tst/ain)