Dengan konsep tersebut, katanya, Kementerian LHK mengupayakan penanggulangan Karhutla secara permanen.
“Dari sejumlah upaya penanggulangan Karhutla secara permanen itu seperti analisa iklim dan pengendalian operasional di lapangan, partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan menjadi langkah yang sangat penting,” ujar Siti Nurbaya.
Kepala Pusat BMKG, Dwikorita Karnawati menegaskan, semua pihak harus siap menghadapi multibencana di Tanah Air. Karena pengaruh La Nina, menurut Dwikorita, awan di atas Samudra Pasifik bergerak ke arah Indonesia.
Akibatnya, jelas dia, diprediksi akan terjadi peningkatan curah hujan 20%-40% di Tanah Air yang berpotensi menimbulkan banjir. Di sisi lain Indonesia dikelilingi gunung berapi, juga rawan gempa.
“Hadapi semua itu lewat langkah adaptasi terhadap potensi bencana yang dihadapi,” ujar Dwikorita.
Menurut dia, dalam mengantisipasi bencana, BMKG juga sudah berupaya menyiapkan peringatan dini.
Tetapi terpenting, menurut dia, bagaimana masyarakat siap menyikapi prediksi dan peringatan dini yang disebarluaskan BMKG itu. Karena, tegas Dwikorita, pemahaman masyarakat yang baik terhadap cara menyelamatkan diri dari bencana sangat signifikan dalam menekan jumlah korban saat bencana terjadi.