“Ini masih diteliti terus, nanti dilihat juga apakah anak-anak yang kena ini ada komorbid, sehat-sehat saja, atau punya gangguan imunitas,” ucapnya.
Dwi menjelaskan, di luar kasus hepatitis misterius, hepatitis merupakan penyakit yang rentan menular. Penularan hepatitis A ditularkan dari mulut dan pola hidup yang tidak sehat.
Hal ini rentan terjadi pada anak-anak sekolah yang kesadaran menjaga kebersihannya masih kurang. Sementara hepatitis B dan C ditularkan melalui produk darah, di antaranya transfusi darah.
“Untuk hepatitis yang tidak diketahui masih belum tahu persis menular lewat mulut atau transfusi. Bisa juga menular lewat semuanya,” kata dia.
Hingga saat ini, baru hepatitis A dan B yang sudah memiliki vaksin. Bahkan, vaksinasi hepatitis B sudah masuk program imunisasi nasional, sehingga bisa diperoleh di tingkat layanan kesehatan primer secara gratis.
Meskipun belum diketahui apakah dua jenis vaksin tersebut bisa mencegah penularan hepatitis misterius, Dwi menegaskan bahwa vaksinasi hepatitis tetap wajib dilakukan.
Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup higienis dan sering menjaga kebersihan tubuh. “Utamanya adalah menjaga kebersihan tangan,” katanya.