“Saya selesai dilantik, saya doakan nih semua anggota KAHMI bisa naik kelas. Yang hadir di sini bisa naik kelas, Anies [jadi] presiden, Ariza bisa jadi menteri,” ucapnya.
Setelah dua kejadian itu, barulah Taufik dipanggil Dewan Etik Partai dan ditanya terkait alasannya mendoakan Anies sebagai presiden di muka publik. Terlebih, Taufik sebagai anggota Partai Gerindra pasti mengetahui rencana pencalonan Prabowo sebagai Capres 2024.
“Saya kan posisinya sebagai Ketua Umum KAHMI. Saya sebagai Ketua Umum KAHMI Jaya. Begitu ditanya itu, saya bilang memang doa saya salah? Kalau saya salah ya sebagai manusia minta maaf salah,” ujar Taufik mengulang jawabannya pada Dewan Etik.
Usai pertemuan itu, Taufik dipanggil oleh Wakil Gubernur DKI Jakarta A. Riza Patria yang memberikan surat pemecatan DPP Gerindra pada Taufik sebagai Wakil Ketua DPRD. Menurutnya, Riza mengaku sudah berusaha menahan surat pemecatan itu.
“Ya, jalanin aja, Za. Kenapa lu mesti tahan tahan? Gua akan terima aja bahwa di DPRD ada mekanisme, bukan urusan saya, kan ada mekanisme penggantian pimpinan. Jalanin dong majuin aja pasti gua terima,” ujar Taufik mengulang pembicaraan pada Riza.