Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga menyebut tindakan kriminal di Papua yang terjadi belakangan ini kerap muncul di daerah lain. Peristiwa penembakan atau bahkan penyerangan dengan senjata tajam, kata Mahfud, juga terjadi di Jawa dan Sumatera.
“Orang nyembelih orang, orang nembak orang kan terjadi juga di Jawa, Sumatera, terjadi di mana-mana, orang nyembelih anaknya, orang nyembelih ibunya kan banyak,” kata Mahfud.
“Nah kita menganggap kejadian seperti itu dengan perhatian khusus karena itu di Papua, lalu ada warna OPM-nya. Itu aja warnanya. Tapi kalau kriminalitasnya yang terjadi di sana terjadi juga di Jawa, di luar Papua,” sambungnya.
Oleh karena itu, klaim Mahfud, pemerintah kini menggunakan pendekatan kesejahteraan guna menangani persoalan di Papua.
“Bukan pendekatan tempur. Tempur itu tetap diperlukan ketika terjadi sesuatu di luar batas dan sudah menemui keadaan tertentu. Selama tidak ya keamanan biasa,” ujarnya.
Dalam beberapa hari terakhir, sejumlah aparat tewas akibat penembakan yang dilakukan KKB. Pada 26 Maret lalu misalnya, KKB menyerang pos militer Satgas Mupe Yonif Marinir-33 di Kabupaten Nduga hingga dua prajurit marinir tewas.