“Jangan sampai wacana ini, menjadi kita sengaja membuka kotak pandora, perubahan itu menjadi liar, grasa-grusu, akhirnya menyasar di semua hal yang awalnya tidak pernah kita pikir menjadi sebuah keharusan atau kebutuhan ketatanegaraan, tapi malah menjadi untuk mengakomodir kepentingan kepentingan politik jangka pendek dan pragmatis,” katanya.
Istilah kotak pandora meminjam mitologi Yunani, yakni sebuah kotak atau guci memikat yang didalamnya berisi hal-hal misterius yang bisa menyebabkan segala keburukan atau kebaikan.
Dilanjutkan Fahri bahwa meski setuju dengan amandemen, tetapi ia menyarankan agar amendemen UUD tidak dilakukan MPR periode ini. Ia ingin amendemen dilakukan dengan tingkat legitimasi politik lebih tinggi dan proses perubahan dilakukan dalam keadaan kondusif.
“Biar anggota parlemen yang baru duduk dalam keadaan tenang, kemudian perencanaan amandemen bukan dimaksudkan untuk kepentingan politik praktis jangka pendek, tapi benar-benar dimaksudkan untuk kepentingan bangsa dan negara dalam jangka panjang,” ucapnya.