Partaiku.id – Sebagian warga penyintas gempa, tsunami dan likuefaksi di Kota Palu, Kabupaten Sigi dan Donggala (Pasigala), Sulawesi Tengah (Sulteng), sudah tiga kali menjalani puasa Ramadan di hunian sementara (huntara) sejak bencana memporak porandakan permukiman warga pada 28 September 2018.
“Iya, tahun ini puasa Ramadan yang ketiga kami masih di huntara,” kata salah satu warga Petobo, Kota Palu, Abdul Naim, di Petobo, Kamis (15/4).
Merespon kondisi itu, Ketua DPW NasDem Sulteng, Atha Mahmud menyatakan progres pembangunan kembali untuk pemulihan warga di Pasigala dalam skema rehab-rekon pascabencana 28 September 2018 hingga kini tak kunjung rampung tuntas.
“Tiga tahun sudah lamanya warga korban bencana masih diliputi ketidakpastian, kapan bisa hidup di lokasi hunian tetap (Huntap) yang permanen sebagaimana janji pemerintah,” kata Atha Mahmud.
Kata Atha Mahmud, memasuki Ramadan ke tiga, warga korban bencana masih hidup di lokasi pengungsian.
“Ini fakta miris dan sangat mengganggu nurani kemanusiaan kita. Padahal sebelumnya di tahun 2019, Presiden Joko Widodo menyampaikan pembangunan Huntap mesti harus selesai sebelum memasuki bulan suci ramadhan 2019, agar warga korban bencana dapat menikmati bulan ramadan di hunian baru,” ujar Atha.