“Konsolidasi di internal dan kerja politik untuk partainya akan lebih diutamakan daripada mengikuti langkah politik Jokowi. Bagi mereka, Jokowi bukan lagi gula-gula politik yang harus didekati,” lanjut Jamiluddin.
Ia melihat bahwa sebagian partai koalisi juga akan berpaling ke kandidat lain yang potensial menang pada Pilpres 2024. Menurutnya, capres potensial ini dianggap sebagai gula-gula politik yang harus didekati agar pundi-pundi politik dan ekonomi nantinya diperoleh lebih besar.
“Semua itu akan membuat Jokowi dalam kesepian di tengah hiruk pikuk pilpres dan pileg. Dalam situasi demikian, kinerja Jokowi akan merosot hingga kekuasaannya berakhir,” pungkas Jamiluddin.
Sebelumnya, wacana penundaan Pemilu 2024 kembali diembuskan oleh Cak Imin dan didukung Ketum PAN Zulkifli Hasan. Cak Imin mengusulkan penundaan Pemilu 2024 dengan alasan pandemi Covid-19. Seperti diketahui, keduanya adalah partai koalisi di pemerintahan Jokowi.
Sayangnya, usulan tersebut tak mendapat dukungan mayoritas partai di DPR. Hanya PKB, PAN, dan Golkar yang mendukung penundaan Pemilu 2024. Sementara PKS, Demokrat, NasDem, PDIP, dan Gerindra tegas menolak.