Selain itu, Khoirul Umam mengatakan, PAN dan PPP terancam tidak mampu menembus ambang batas parlemen pada Pemilu 2024. Kedua parpol tersebut mesti lakukan terobosan agar lolos dari degradasi.
“Ancaman degradasi dari zona parliamentary treshold 4 persen yang berpotensi menghantui PAN dan menghantui PPP,” kata Umam lagi.
Umam menjelaskan, perolehan suara PAN dapat berkurang seiring munculnya Partai Ummat yang didirikan Amien Rais dan Partai Pelita yang didirikan Din Syamsuddin. Pasalnya, dua partai baru tersebut berbagi basis pemilih yang sama, yakni kelompok Muhammadiyah.
“Pak Amien Rais, bagaimanapun beliau, sekontroversial beliau, tetapi setidaknya beliau masih punya pengaruh yang cukup kuat di basis pemilih masyarakat Muhammadiyah, Pak Din Syamsuddin juga sama,” ujar Umam.
Sementara itu, PPP terancam tak masuk parlemen pada periode mendatang karena perolehan suaranya pada 2019 lalu pun hanya lebih sedikit dibandingkan ambang batas parlemen.
Ketua Pusat Kajian Politik Universitas Indonesia (Puskapol UI) Aditya Perdana memandang, upaya pembentukan poros politik antara Demokrat dengan Nasdem membutuhkan figur yang cukup kuat. Sosok ini dibutuhkan untuk mengerek dukungan atau suara terhadap koalisi tersebut.