Meski begitu, Kunto ragu pernyataan Megawati itu akan mempengaruhi elektabilitas atau partainya di 2024. Menurutnya, pemuja atau loyalis Megawati tidak peduli apapun yang dilakukan tokoh idolanya, sekalipun salah.
Problemnya, kata Kunto, kegaduhan di media sosial tak menunjukkan bahwa mereka adalah para loyalis Megawati atau PDIP. Ia justru curiga mereka yang gaduh justru bukan pemilih PDIP.
“Atau bahkan yang mereka sudah enggak peduli lagi, enggak mungkin milih PDIP apapun alasannya. Jadi peta itu harus ada dulu ketika melihat apa yang terjadi di media sosial,” katanya.
Menurut Kunto, pernyataan Megawati tersebut memang akan berpengaruh buruk, namun kecil dampaknya langsung menurunkan elektabilitas PDIP. Ia meyakini masyarakat akan lupa dengan pernyataan Megawati soal minyak goreng saat ini.
“Bu Mega ngomong apa di 2022 mereka sudah lupa mungkin ada dinamika politik lain yang menjadi isu sentral ketika mereka masuk ke bilik suara,” ujar pengajar ilmu komunikasi Universitas Padjajaran itu.
Sementara itu, dosen politik Universitas Paramadina, Arif Susanto tak menampik potensi kegaduhan dalam jangka waktu panjang akibat pernyataan Megawati.
Ketimbang isu-isu yang menyangkut hukum seperti korupsi, Arif menilai isu sosial akan lebih berpengaruh di masyarakat.