Ia pun menyinggung awal mula isu ini beredar dan diperkuat oleh jajaran menteri Jokowi, seperti Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.
“[Wacana ini] menimbulkan perlawanan keras dari rakyat dan elemen civil society termasuk aksi demonstrasi mahasiswa di seluruh Indonesia yang turun ke jalan menolak perpanjangan masa jabatan atau penambahan periodesasi presiden pada bulan April lalu,” jelasnya.
Wacana presiden tiga periode kembali mengemuka setelah Ketua Umum Projo Budi Arie Setiadi mengklaim masyarakat masih menghendaki Presiden Jokowi untuk mencalonkan diri kembali pada Pilpres 2024.
Budi mengatakan hal itu tercermin dari hasil Musyawarah Rakyat Indonesia (Musra). Pada musyawarah itu, Jokowi dipilih oleh sekitar 1.704 orang dari 5.721 orang.
Budi menyebut hasil ini sebenarnya tidak luar biasa. Ia menyitir sejumlah survei yang menyebut ada sekitar 30 persen masyarakat yang mendukung Jokowi tiga periode.
Wakil menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi itu berpendapat angka ini tak terlalu besar. Budi menyebut ada kemungkinan pendukung Jokowi tiga periode lebih besar di kantong-kantong suara Jokowi pada Pilpres 2019.