Namun, Hasto menilai hal itu berubah ketika tampuk kepemimpinan beralih ke Anies.
“Tetapi kemudian ketika terjadi perubahan kepemimpinan, banyak perubahan positif yang tidak dilakukan,” ujar Hasto.
“Sehingga kemudian langkah-langkah itu menjadi terhenti, bahkan di beberapa aspek mengalami kemunduran,” tambah Hasto.
Usai pidato, Hasto menjelaskan maksudnya mempertanyakan prestasi Anies. Menurutnya, hal itu ia kemukakan agar masyarakat dapat menilai kualitas seorang calon pemimpin. Terlebih, nama Anies kerap masuk dalam bursa calon presiden pada Pemilu 2024.
“Jadi itu bukan kritik, itu ya memang setiap pemimpin, apalagi yang akan berproses untuk tahun 2024, ya rakyat harus bisa menilai prestasinya. Semuanya dan itu yang juga dibangun sebagai tradisi PDI perjuangan,” pungkasnya.
PDIP adalah partai yang selama ini kerap berseberangan dengan Anies. Kritik kerap dialamatkan oleh partai berlambang banteng ini ke Anies.
Anies sendiri selama ini kerap membanggakan beberapa pencapaiannya selama jadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2017.
Misalnya soal sukses penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E di Ancol beberapa waktu lalu. Anies juga kerap membanggakan keberadaan Stadion Jakarta Internasional Stadium (JIS), pembangunan transportasi massal yang terintegrasi, aplikasi JAKI, hingga pembukaan ruang publik seperti Tebet Eco Park.