Menurut Hasto, dalam hukum demokrasi, tingkat elektoral seorang pemimpin akan naik secara otomatis jika mampu menjawab kebutuhan masyarakat.
Sebaliknya, lanjut dia, elektoral bersifat semu jika hanya dijadikan untuk iklan dan kampanye. Dia pun mengatakan bahwa PDIP akan terus mewarisi semangat juang Bung Karno saat mendirikan Partai Nasionalis Indonesia (PNI).
“Ketika elektoral hanya dirancang sebagai fungsi dari iklan, kampanye, sebagai fungsi dari pencitraan maka itu hanya bersifat semu. Dan kita adalah partai politik yang mewarisi semangat juang sejak jaman bung Karno ketika mendirikan PNI,” ucapnya.
Seperti diketahui, hingga saat ini PDIP diketahui tak kunjung memberikan sinyal dukungan. Di sisi lain, salah satu kadernya, Ganjar Pranowo mengantongi elektabilitas tinggi berdasarkan sejumlah hasil survei. Nama Ganjar diisukan bakal didukung Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang dideklarasikan Golkar, PAN, dan PPP.
Sinyal dukungan kepada Ganjar menguat terutama usai kehadiran relawan Jokowi, Projo di acara Silatnas KIB pada Sabtu (4/6) lalu. Terlebih, juga karena pernyataan Jokowi di acara Rakernas yang disebut menjadi sinyal dukungan Projo kepada Ganjar.