Dia menerangkan bahwa PDIP dalam mengusung pasangan calon kepala daerah dan wakil kepala daerah memperhitungkan banyak aspek, mulai elektoral hingga proses seseorang menjadi pemimpin.
Selain itu, lanjut Hasto, pihaknya juga melakukan sejumlah tahapan penyaringan seperti psikotes, penilaian dari daerah, pembobotan secara politik, serta menghitung kepentingan strategis baik yang bersifat nasional maupun kerja sama antar-parpol.
Lebih lanjut, Hasto menegaskan PDIP tidak akan pernah mencalonkan sosok yang punya persoalan berkaitan dengan masalah hukum. Hal itu telah menjadi komitmen partai.
Melalui sekolah partai, menurutnya semua kader dididik, disiapkan dengan strategi berbasis gotong royong, pemahaman terhadap pembumian ideologi pancasila, dan juga belajar dari kepala daerah PDIP yang berhasil.
“Alhamdulillah, kepala-kepala daerah yang mampu mengambil langkah terobosan dan dinyatakan berhasil oleh rakyat itu sebagian besar berasal dari PDIP,” ucapnya.
Sebelumnya, DPD PKS Medan merekomendasikan nama Akhyar ke DPP PKS untuk diusung di Pilwalkot Medan 2020.
“Kita tinggal menunggu keputusan pusat ini, kalau pusat bilang oke, jalan kita. Kalau sudah ditetapkan calon oleh DPP, teknisnya diserahkan ke kita semua. Kita kan gini, semalam itu ketika kita sama Pak Akhyar, kita bukan melihat partainya, tapi kita melihat sosok Pak Akhyar,” kata anggota Tim Pemenangan Pilkada Daerah (TPPD) PKS Medan, Rudiawan Sitorus.


