“Dalam beberapa simulasi, Prabowo juga dapat insentif politik elektoral. Ya tergantung lawannya. Kalau lawannya tidak kuat ya sangat mendominasi pasangan Prabowo-Puan. Cuman memang agak relatif bersaing ketat kalau yang dilawan misalnya pasangan Anies-AHY ataupun lawannya Ganjar Pranowo-Sandi,” ujarnya.
“Tapi diluar nama-nama itu Prabowo dengan Puan ya adalah tim cukup kuat misalnya lawannya Airlangga-Muhaimin ya relatif kuat Prabowo. Atau misalnya Airlangga-RK, masih menang Prabowo,” lanjutnya.
Wacana duet Prabowo dengan kader PDIP semakin besar setelah sang calon presiden RI sebanyak tiga kali itu menemui Megawati di kediamannya saat Hari Raya Idul Fitri pada Senin pekan ini.
Meski Ketua DPP PDIP Eriko Sotarduga mengklaim tak ada pembahasan tentang Pemilu 2024 dalam pertemuan tersebut, sejumlah pihak meyakini ada pembicaraan politik antara kedua ketua partai besar tersebut.
Sebelumnya, dalam survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) memperlihatkan bahwa ada persaingan ketat di Pilpres 2024 bila Prabowo berduet dengan Puan berhadapan dengan duet Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).