Partaiku.id – Sejumlah pakar menilai hubungan antara masing-masing partai politik di dalam koalisi pemerintahan Joko Widodo-Ma’ruf Amin cenderung terfragmentasi alias terpecah-pecah dalam merespons sejumlah isu. Hal itu disebut dapat mengganggu program pemerintah yang notabene berusia tinggal dua tahun lagi. Partai-partai koalisi di pemerintahan periode kedua Jokowi diketahui terpecah terkait isu penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan presiden. PKB, Partai Golkar, dan PAN menyetujui wacana tersebut.
Sementara PDIP, Partai NasDem, Partai Gerindra, dan PPP menolak.
Selain itu, ada perbedaan pula dalam merespons wacana kocok ulang kabinet alias reshuffle yang disebut-sebut bakal mengakomodasi PAN. Salah satu yang menolak dengan jelas adalah Partai NasDem. Sementara yang mewacanakan adalah PKB.
Pengamat politik dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Wasisto Jati, mengatakan perbedaan pandangan antarpartai politik di dalam koalisi menjelang akhir masa jabatan presiden merupakan suatu hal yang wajar.
Menurut dia, setiap partai mempunyai kepentingannya masing-masing untuk bisa ‘bertahan hidup’ di pemilu mendatang.