“Tetapi kalau sudah terkait penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan, serta terkait persaingan persiapan pemilu 2024, mereka akan main di jalan masing-masing. Karena terkait pemilu mereka akan menyelamatkan diri masing-masing, tidak ada yang bisa nolong selain partai-partainya itu,” tandasnya.
Menurut dia, partai politik dalam koalisi yang terfragmentasi menjelang akhir periode kekuasaan sudah menjadi semacam tabiat. Sebab, terang Ujang, masing-masing partai politik sudah harus mempersiapkan diri menyongsong pemilu berikutnya.
“Memang begini setiap pemerintahan menjelang 2 tahun terakhir habis jabatan, memang seperti itu polanya. Kelihatannya kompak padahal tidak kompak,” tutur Ujang.
“Karena begini, mereka sudah harus siap-siap untuk mengawasi daerah pemilihannya masing-masing untuk bisa bersaing dan memenangkan politik 2024. Karena itu soal nasib; nasib partai, nasib capres-cawapresnya, dan nasib apakah lolos Senayan atau tidak, atau naik atau kurang kursinya. Itu terkait nasib diri sendiri,” pungkasnya.
(ryn/isn)