Sebelumnya, penetapan Emil Dardak sebagai Ketua DPD Demokrat jatim menimbulkan kekecewaan bagi sejumlah pihak.
Ketua DPC Demokrat Kota Madiun, Istono, menuturkan bahwa Emil hanya memperoleh dukungan 13 DPC, sementara rivalnya Bayu Airlangga dapat suara yang lebih besar yakni 25 DPC. Oleh karena itu, ia menilai keputusan DPP Demokrat tidak demokratis.
“Saya kira tidak perlu musda kalau ujungnya ditentukan elite partai. Demokrat yang selama ini menyuarakan pentingnya kepemimpinan yang demokratis di era reformasi ini, akhirnya tenggelam dengan keputusannya sendiri dalam menentukan ketua di Jatim,” kata Istono, Minggu (2/4).
Kritik juga datang dari Ketua DPC Demokrat Kabupaten Malang, Ghufron Marzuki. Menurut dia, musda menjadi percuma jika ujungnya Ketua Demokrat Jatim dipilih oleh level pusat.
“Jadi, kami selaku pemegang suara musda menyayangkan terhadap keputusan yang kita anggap tidak demokratis,” kata Ghufron.
(ryn/wis)