Gus Falah menerangkan, sejarah Jaran Kepang sangat terkait dengan Kerajaan Mataram Islam. Kala itu, Kesultanan Mataram memiliki tempat pemeliharaan kuda-kuda perang yang bernama Margowati Temanggung.
Dari tempat inilah, inspirasi menciptakan seni Jaran Kepang muncul.
Sehingga, sambung Gus Falah, ketika ada yang menghujat Jaran Kepang sebagai Syirik, itu mengada-ada.
“Selama ini Jaran Kepang tumbuh di masyarakat Islam Jawa, dan menyebar ke berbagai daerah di Nusantara. Warga Nahdliyyin pun akrab dengan kesenian ini,” ujar Gus Falah, yang juga Bendahara PBNU ini.
“Sehingga bila ada yang menganggap seni budaya yang telah tumbuh di masyarakat Islam Nusantara sebagai Syirik, sepertinya dia telah terinfeksi virus Wahabi,” tambahnya.
Sebelumnya, telah viral di media sosial video aksi pembubaran pertunjukkan kuda kepang oleh sekelompok orang yang diduga dari FUI Sumatera Utara (Sumut)
Aksi pembubaran tersebut diwarnai berujung bentrokan.
Pihak FUI menganggap pertunjukkan tersebut tidak sesuai ajaran Islam, atau Syirik.