Partaiku.id – Perubahan pernyataan Presiden Joko Widodo dinilai kian permisif terhadap wacana perpanjangan masa jabatan presiden. Buktinya, ada perubahan bobot pernyataan terkait usulan itu. Pada Desember 2019, Jokowi menilai pihak yang mendorong wacana perpanjangan masa jabatan presiden sebagai bentuk tamparan kepada dirinya.
“Ada yang ngomong presiden dipilih tiga periode. Itu ada tiga [maknanya] menurut saya: Satu, ingin menampar muka saya; yang kedua, ingin cari muka, padahal saya sudah punya muka; yang ketiga, ingin menjerumuskan,” kata Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, 2 Desember 2019.
Maret 2021, Jokowi, merespons mantan Ketua MPR Amien Rais yang menyebut ada rencana besar dari Istana untuk memperpanjang masa jabatan Presiden, menegaskan dirinya tak berminat untuk menambah masa berkuasa.
Setahun kemudian, isu tersebut kembali muncul dalam bentuk wacana penundaan Pemilu 2024 yang didorong oleh Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar dan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan.
“Siapa pun boleh-boleh saja mengusulkan wacana penundaan pemilu dan perpanjangan (masa jabatan presiden), menteri atau partai politik, karena ini kan demokrasi. Bebas saja berpendapat,” kata Jokowi.