“Tapi kerugiannya adalah PKS tidak punya tujuan politik sendiri melainkan hanya jadi batu loncatan kekuatan politik kanan konservatif untuk menekan pemerintah,” kata dia.
Analis politik dari Exposit Strategic Arif Susanto membaca manuver PKS kali ini sebagai pemanasan menuju gelanggang Pilpres 2024. Terlebih, PKS telah menyuarakan niat merangkul Anies Baswedan sebagai salah satu Capresnya.
Bergabungnya Partai Gerindra dalam koalisi pemerintahan praktis mengubah konstelasi politik nasional sehingga partai-partai merasa perlu melakukan rekonsolidasi. Tak terkecuali bagi PKS.
“Menyadari bahwa koalisi politik nasional itu sangat cair sekaligus rentan, sedangkan ruang politik menuju 2024 masih diliputi banyak kemungkinan, mereka berusaha menjajaki persekutuan banyak pihak dengan target antara Pilkada 2020 dan Pilpres 2024,” kata Arif.