Pengadaan pin emas untuk 100 anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2014 – 2019 mendapat sorotan dari berbagai kalangan, termasuk dari politisi Golkar.
Politisi Partai Golkar, Aat Safaat Hodijat menyebut pemberian pin emas atau bukan pin emas hanya sebagai simbol saja.
” Soal emas dan tidak emas itu cerminan dari kepekaan saja, toh kalau pakai pin dari ( berbahan ) kuningan juga kan tidak akan jatuh kehormatannya. Hanya rakyat akan menilai bahwa menjadi anggota dewan itu bergelimang fasilitas, ” kata Aat, Jum’at Malam (23/08).
Aat juga menyatakan, pemberian pin emas tidak serta merta memulihkan kepercayaan publik pada wakil rakyat.
” Sayangnya image buruk soal adanya beberapa anggota legislatif yang tersangkut kasus korupsi mengakibatkan batin rakyat belum pulih kepercayaannya, ” tambah Aat.
Aat menyarankan ketimbang membagi – bagikan pin emas, lebih baik membuka pada publik berapa jumlah penghasilan para anggota DPRD selama menjabat.
” Yang harus diumumkan kepada rakyat itu berapa mereka mendapat pendapatan selama menjabat sebagai wakil rakyat, ” ujar Aat.
Sebelumnya diberitakan sebanyak 100 anggota DPRD Provinsi Jawa Barat periode 2014 – 2019 akan mendapatkan pin emas. Pengadaan pin emas ini menghabiskan anggaran kisaran 525 Juta Rupiah. Pin emas ini sendiri disebut Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sebagai “Kadeudeuh” dan Emil sendiri tidak mempermasalahkan hal tersebut.