Ahmad menerangkan upaya penyidikan ulang ini untuk menunjukkan sikap kooperatif kliennya. “Artinya kami komunikasi dengan penyidik minta waktu agar diagendakam ulang, terkait proses ini.
“Klien kami akan mengikuti dan menghormati seluruh keputusan yang telah diberikan penyidik kepada beliau,” paparnya.
“Itu haknya seperti diatur dalam undang- undang dan nanti kami buktikan bantahan bantahan itu juga,” tandasnya.
Sementara itu, Kasatreskrim Polresta Bandar Lampung Kompol Rosef Efendi tak menampik penasehat hukum Fajrun datang dan mengajukan permohonan perubahan jadwal pemanggilan. “(Masalah permohonan) nanti saya cek lagi kepenyidik,” tandasnya.
Fajrun Najah Ahmad 30 April 2019 lalu mendatangi Polresta Bandar Lampung untuk memenuhi panggilan atas pelaporan yang dilakukan oleh Namuri Yasin.
Namuri Yasin melaporkan politisi ini atas dugaan kasus penipuan mencapai Rp 2,7 miliar. Laporan polisi tertuang dalam LP/B/4979/XII/2018/LPG Resta Balam, tanggal 17 Desember 2018.
“Ini klarifikasi aja, atas pengaduan kemarin si Namuri itu aja, cuman itu aja klarifikasi,” ungkap Fajrun.
Terkait klarifikasi ini merupakan kedatangan pertama kalinya atas kasus pelaporan penipuan Rp 2,7 miliar, Fajar membenarkannya. “Iya, Iya yang dugaan itu, klarifikasi aja,” timpalnya.