Partaiku.id – Money politik atau politik uang selalu menjadi ancaman bagi demokrasi yang dapat memberi dampak negatif bagi masyarakat maupun stabilitas politik.
Politik uang sering menjadi pilihan bagi para elit politik maupun pihak-pihak yang berkepentingan untuk mewujudkan tercapainya tujuan politik masing-masing.
Hal tersebut dilakukan karena dinilai cukup efektif dalam mempengaruhi masyarakat, yakni dengan memberi sejumlah uang.
Wakil Ketua Komisi II DPR Arif Wibowo mengatakan, Pilkada di tengah pandemi COVID- 19 dan terjadi kemerosotan ekonomi akan memunculkan politik uang dari para kandidat.
“Saya kira, kemungkinan politik uang tidak bisa dihindari, bahkan akan bersifat masif,” kata Arif.
Menurutnya, pasangan calon dan partai pengusung harus dapat menjaga pelaksanaan Pilkada berjalan dengan demokratis, tanpa menggunakan politik uang untuk merebut suara rakyat.
“Kami tidak ingin Pilkada dicoreng oleh politik yang yang sesungguhnya sangat anti demokrasi, yang semata-mata berujung pada pragmatisme. Jadi politik uang harus dilawan bersama,” ucap politikus PDI Perjuangan itu.
Ia menyebut, DPR bersama pemerintah ingin membangun sistem birokrasi yang jauh dari kata mahal, agar dapat menutup ruang-ruang dari kepentingan kelompok maupun pemilik modal.