Menurut Tidzi, hanya 62,8 persen responden yang menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi-Ma’ruf. Pada Februari lalu, tingkat kepuasan publik terhadap Jokowi-Ma’ruf berada di angka 67,8 persen.
“Ada sedikit penurunan tingkat kepuasan terhadap kinerja pemerintahan Jokowi-Ma’ruf dibandingkan survei sebelumnya,” kata Tidzi.
Pada saat yang sama, ada 23,5 persen responden yang menyatakan tidak puas. Kemudian, 9,7 persen responden tidak menjawab atau menjawab tidak tahu. Tidzi menyampaikan penurunan tingkat kepuasan publik terhadap pemerintahan Jokowi-Ma’ruf berkaitan dengan persoalan ekonomi masyarakat.
Para responden menilai ada sejumlah masalah yang harus segera dituntaskan Jokowi. Beberapa di antaranya adalah permasalahan ekonomi, peningkatan harga sembako, peningkatan harga minyak goreng, dan peningkatan harga bahan bakar minyak (BBM).
“Menurut mayoritas publik, masalah ekonomi merupakan masalah nasional paling mendesak untuk ditangani oleh pemerintah,” ujarnya.
Survei tersebut digelar pada 15-28 Juni 2022. PWS melibatkan 1.420 orang responden yang dipilih menggunakan pencuplikan secara rambang berjenjang (multistage random sampling).