“Hari ini saya juga melihat langsung di lapangan rumah-rumah yang kita tahu rata-rata memang yang (anak-anak) stunting itu tinggal di rumah yang tidak layak huni”, ujar Jokowi.
Berdasarkan data yang dikeluarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, Kabupaten Timor Tengah Selatan, NTT, memiliki prevalensi stunting mencapai 48,3 persen atau urutan satu prevalensi stunting tertinggi di Indonesia.
Angka prevalensi stunting di wilayah ini dua kali lipat melampaui batas toleransi badan kesehatan dunia WHO yang memiliki batas toleransi 20 persen.
Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Desa Kesetnana dipilih menjadi lokasi kunjungan presiden karena mewakili 278 Desa di Kabupaten Timor Tengah Selatan yang sangat berisiko stunting.
Data SSGI 2021 juga menempatkan NTT sebagai provinsi prioritas penanganan stunting dari 12 provinsi prioritas.
Sebelumnya, Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri menyindir penanganan stunting oleh Jokowi.
“Pak Jokowi bilang stunting sudah mulai ada penurunan. Buat saya, saya tidak puas. Stunting harusnya tidak ada di republik ini dengan anemia. Titik. Bisakah itu dilakukan? Tentunya bisa,” ungkap dia, dalam webinar ‘Mencegah Stunting untuk Generasi Emas’, Kamis (17/3).