“Saya sampaikan, Indonesia tidak memiliki kepentingan apa pun kecuali ingin melihat perang dapat segera selesai dan rantai pasok pangan pupuk, energi dapat segera diperbaiki. Karena ini menyangkut kehidupan ratusan juta orang, bahkan miliaran manusia,” tegas Jokowi.
Dalam kesempatan itu, Jokowi mengajak seluruh pemimpin dunia untuk bekerja sama kembali menghidupkan semangat multilateralisme, semangat damai dan semangat kerja sama.
“Hanya dengan spirit itulah perdamaian dapat dicapai. Terima kasih Presiden Putin, terima kasih,” tegasnya.
Presiden Jokowi menjelaskan tentang terdampaknya pasokan pangan dari perang Rusia dan Ukraina. Hal itu disampaikannya dalam wawancara usai bertemu Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di Ukraina, Rabu (29/6). Jokowi mengungkapkan, ada 22 juta ton gandum yang tidak bisa keluar dari Ukraina.
Ditambahkan, ada 55 juta ton hasil panen ke depan dari petani.
”Kalau ini enggak bisa keluar artinya yang bisa impor dari sini kan jadi pusing semuanya. Jumlah yang sangat gede sekali 77 juta ton. Bayangkan kalau tidak bisa keluar,” ucap presiden, Kamis (30/6).
Presiden juga menyampaikan, yang terpenting dalam kunjungannya ke Ukraina dan Rusia adalah mengupayakan titik temu di antara kepentingan kedua negara. Dengan begitu diharapkan perang bisa berakhir. Persoalan pangan yang sangat genting dinilai dapat menjadi titik temu tersebut.