Azyumardi menyadari hal ini cukup sulit diubah. Menurutnya, anggota parlemen baru hasil Pemilu 2024 nanti perlu memikirkan hal tersebut.
“Semoga para anggota Parlemen hasil Pileg 2024 nantinya akan memperbaiki hal ini, agar praktik demokrasi kita semakin membaik,” tuturnya.
Direktur Eksekutif SMRC Sirojuddin Abbas juga melontarkan pernyataan serupa. Menurutnya, ketika pilpres selesai, baik setelah putaran satu atau dua, pengaruh atau posisi tawar presiden yang sedang menjabat kemungkinan besar akan menurun di mata partai politik.
“Pada saat itulah sekutu politik akan pergi ke pemenang atau presiden terpilih. DPR juga mulai tidak responsif terhadap keinginan presiden petahana,” ujar Sirojudin.
Kemudian Sirojudin juga menyebut pengaruh lain yang akan terjadi adalah penurunan pengaruh presiden yang menjabat di organisasi pemerintahan, terutama di kementerian yang dipimpin dari kalangan berlatar-belakang parpol. Menurutnya, kerja birokrasi pun bisa jadi menurun.
“Birokrasi kita cenderung mendekat kepada kabinet bayangan atau tim pemenang,” terangnya.