Lebih lanjut, menurut Ariyo, seseorang yang DO dari kampus pun bukan berarti tidak bisa menjadi pemimpin. Menurut dia, tidak selalu ada korelasi antara pendidikan dan kepemimpinan.
Di sisi lain, saat itu juga Giring lebih giat dalam aktivitas bermusiknya. Ia menilai hal itu sebagai sesuatu yang wajar.
“Wajar ketika anak muda sudah mengenal uang, independen, dan mandiri harus memilih prioritas. Pilihan-pilihan seperti ini biasa dalam kehidupan anak muda. Mark Zuckenberg saja salah satu orang terkaya di dunia pernah DO, Bill Gates pun pernah di DO. Tidak ada yang bilang Zuck dan Gates bodoh, tapi mereka punya prioritas pada suatu masa dalam hidupnya,” jelas Ariyo.
“Giring Ganesha punya harapan agar anak muda Indonesia, terutama yang berhasil menyelesaikan kuliahnya, sudah punya rencana dan prioritas juga. Agar harapan harapan orangtua mereka yang menyekolahkan tidak sia-sia,” kata dia menambahkan.
Dari penelusuran di laman https://pddikti.kemdikbud.go.id/ yang diakses pada Selasa petang, Giring sempat mengenyam pendidikan di Universitas Paramadina mengambil program studi Hubungan Internasional. Pada laman itu diketahui eks vokalis Nidji itu memulai pendidikannya di Universitas Paramadina pada 2004 silam hingga akhirnya Giring DO dari kampus pada 2011.