Mungkin tidak ada di dalam PDI Perjuangan kader yang selengkap Puan dalam karir politik, sebagai pengurus DPP Partai, bahkan salah satu Ketua, pernah anggota DPR, pimpinan DPR bahkan jadi Menteri Koordinator. Hal ini membuat Puan punya garis tebal pemahaman tiga pilar PDI Perjuangan, yaitu, Partai, Legislatif dan Eksekutif.
Apakah hal tersebut merupakan tanda nyata, bahwa Puan adalah pribadi yang dipersiapkan oleh partai? Sebagai kader, Puan tentu patuh, tegak lurus dengan aturan partai. Namun dalam perjalanannya muncul sosok yang tiba-tiba saja melesat menaiki kurva hasil survei yang mungkin dibekingi kekuatan luar partai politik tadi. Sosok (yang tiba-tiba) itu merasa menjelma menjadi kekuatan baru, yang dicitrakan lebih besar dari partai.
Narasi-narasi berkembang di ranah publik, membuat partai dalam kesulitan: tidak memilih dikatakan tengah melawan kehendak publik, dan akan “nyungsep” elektabilitasnya. Sementara jika memilih, maka partai, yang punya ideologi dan sejarah panjang, akan segera bertransformasi menjadi sekedar peserta pemilu penyedia “tiket” semata.
Lantas ada pertanyaan besar, mengapa Puan Maharani yang jika adalah kader yang dipersiapkan partai dengan tahapan-tahapan khusus hingga saat ini belum memiliki elektabilitas minimal sama tinggi dengan sosok lain (yang tiba-tiba tadi)?