“Dulu negeri ini merdeka hasil kerjasama dan gotong rayang ulama NU dan kaum nasionalis. Ke depan negeri ini tetap harus dikawal oleh arus besar, para ulama dan kaum nasionalis. Yang lain makmuman lillahi ta’ala, kalau sampai dua arus besar ini enggak bisa berperan, bahaya,” ucap Marzuqi.
Puan juga mengatakan bahwa pertemuan dengan kiai NU di Jawa Timur wujud menjaga silaturahmi antara kaum nasionalis dan religius. Dia ingin melanjutkan sikap mendiang kakeknya, Sukarno yang menjaga hubungan baik dengan para kiai NU.
“Membangun bangsa Indonesia ini tidak bisa jika tidak dilakukan dengan bergotong royong. Untuk itu, saya datang ke PWNU Jatim ini ingin bersilaturahim dengan para kiai, alim ulama dan para masyayikh yang ada di Jatim,” ujar Puan.
(frd/bmw)