Berbeda dengan Ma’ruf Amin yang maju sebagai cawapres di Pilpres 2019 memiliki latar belakangan sebagai kiai tersohor Nahdlatul Ulama (NU). Di sisi lain basis massa pendukung Anies dinilai Karyono tak terlihat jelas.
“Nah dia nggak punya. Sangat minim. Anies memang alumni HMI, tapi sangat nggak signifikan dan nggak bisa diandalkan sebagai basis massa pendukung yang bisa tambah suara signifikan. Beda dengan NU dan Muhammadiyah,” kata dia.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Ujang Komarudin menilai peluang Anies maju sebagai Capres berpulang kembali pada koalisi parpol yang hendak mengusungnya. Sebab, yang menentukan seseorang menjadi Capres atau cawapres ditentukan oleh para parpol pendukung.
“Yang punya tiket itu parpol. Dia yang sangat berkuasa seseorang jadi Capres atau tidak,” kata Ujang.
Ujang menilai peluang Anies menjadi capres masih belum meyakinkan. Di satu sisi, elektabilitas tinggi Anies masih meyakinkan untuk dilirik parpol sebagai Capres. Sementara di sisi lain, Anies sama sekali belum mendapatkan tiket dari parpol.
Ia menilai semua itu akan kembali pada NasDem sebagai salah satu parpol yang menjadikan Anies sebagai salah satu kandidat bakal capres. Bila NasDem berpaling ke Ganjar, maka peluang Anies makin tertutup.