Reuni tahun ini bisa menjadi salah satu alat bargaining atau daya tawar kelompok PA 212 pada Pemilu 2024. Dengan menghadirkan massa, kelompok 212 ingin menunjukkan kepada partai politik maupun figur-figur yang berpotensi menjadi calon presiden dan calon wakil presiden bahwa mereka bisa menjadi salah satu ‘alat politik’ yang dapat diandalkan.
Ujang melihat reuni itu tak dapat dilepaskan dari motif tersebut. Ia menyebut, Kelompok 212 ingin tetap terlibat dalam Pemilu 2024.
Menurut Ujang, sebagai sebuah gerakan, dukung-mendukung capres tertentu merupakan sebuah keniscayaan. Ia menilai jika mereka tidak menggelar Reuni Aksi 212 dan mengumpulkan massa, bukan tidak mungkin capres-cawapres pada 2024 tidak lagi melirik mereka.
“Tapi kalau kekuatannya mereka masih banyak, solid, bersatu, di situ lah ada nilai jual, nilai tawar, bargaining bagi 212 kepada capres dan cawapres yang beredar,”
Di sisi lain, kelompok PA 212 saat ini masih mencari figur politik yang pas untuk mereka berikan dukungan. Pasalnya, mereka secara tegas sudah menyatakan tak akan mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto usai merapat ke pemerintahan.