Sebanyak 62,9 persen ahli berpendapat kompetensi yang paling dibutuhkan untuk memimpin Jakarta adalah kemampuan perencanaan dan eksekusi kebijakan. Selanjutnya ada kecakapan memimpin sebesar 18,8 persen, pengalaman 5,3 persen, ketegasan 4,7 persen dan lainnya.
Kompetensi-kompetensi tersebut kemudian dipecah menjadi 11 variabel kompetensi yang akan diuji dengan nama-nama tokoh tersebut, yakni perencanaan dan eksekusi kebijakan, membuat kebijakan yang inovatif, mengelola anggaran yang tepat sasaran, dan menggerakkan birokrasi.
Selanjutnya membuat perubahan, memimpin di saat kritis, berkolaborasi dengan dunia usaha, memutuskan kebijakan dengan cepat, berkolaborasi di tingkat global, membuat kebijakan-kebijakan populis, serta retorika dan persuasi publik.
Survei dilakukan kepada 170 responden yang berasal dari kelompok ahli yang dipandang memiliki pengetahuan dan keahlian dalam memprediksi dan menganalisis isu-isu sosial, politik, dan ekonomi. Kategorinya adalah peneliti, akademisi, wartawan, pengusaha, anggota DPR/DPRD, anggota parpol, birokrat, dan mahasiswa.
Sementara itu, hasil survei Populi Center menunjukkan sebanyak 86 persen responden puas dengan kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan wakilnya, Ahmad Riza Patria.