Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan

Rocky Gerung: Senyum Megawati Lebih Bermakna Dibanding Senyuman Mona Lisa

Rocky Gerung: Senyum Megawati Lebih Bermakna Dibanding Senyuman Mona Lisa

Partaiku.id – Pengamat politik Rocky Gerung memberikan pandangan unik tentang senyuman Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri. Menurut Rocky, senyuman Megawati yang tetap tenang meski dihadapkan dengan tekanan dari penguasa, memiliki nilai yang lebih mendalam dibandingkan dengan senyuman ikonik Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci.

Dalam acara bedah buku “Merahnya Ajaran Bung Karno” yang diselenggarakan oleh Persatuan Alumni GMNI Lebak di Museum Multatuli, Rangkasbitung, Banten, pada Jumat (16/8), Rocky menceritakan pengalamannya saat mengunjungi Museum Louvre di Paris. Di sana, ia berkesempatan melihat langsung lukisan asli Mona Lisa.

“Saya berfoto di depan Mona Lisa dan menikmati senyumannya. Namun, ketika kembali ke Indonesia, saya menyadari ada senyum yang lebih bermakna—senyum Megawati. Senyum yang tetap terukir meski didera oleh tekanan politik dan intimidasi kekuasaan. Saya ragu Mona Lisa bisa tetap tersenyum jika menghadapi tekanan seperti itu,” ujar Rocky.

Rocky kemudian menggarisbawahi pentingnya tradisi berpikir yang dimiliki oleh para pendiri bangsa. Ia menekankan bahwa mengembalikan tradisi berpikir ini harus menjadi prioritas bagi rakyat Indonesia. Inilah mengapa Rocky selalu bersemangat ketika diundang dalam acara diskusi seperti ini.

“Melalui pemikiran, kita dapat memunculkan ide-ide baru dan berdebat dengan ide-ide bangsa. Saya ingin memanfaatkan forum ini sebagai langkah awal untuk mengajukan bahwa meskipun kita memiliki Ibu Kota Negara, saya ingin Rangkasbitung menjadi Ibu Kota Pikiran,” tegas Rocky.

Rocky juga memberikan pandangannya mengenai pidato kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ia menyatakan ketidakpuasannya dan menolak mendengarkan pidato tersebut, karena merasa bahwa tindakan politik Jokowi telah mengecewakan negara.

“Saya bilang, saya tidak mau mendengarkan pidato kenegaraan dari seseorang yang telah mengkhianati negara. Semua kemaksiatan politik ada padanya hari ini, dan itu yang memperburuk kita,” kata Rocky.

Dalam diskusi buku “Merahnya Ajaran Bung Karno”, Rocky mengajak audiens untuk merenungkan relevansi pemikiran Bung Karno dalam situasi global saat ini, terutama ketika dunia sedang menghadapi ketegangan.

Rocky juga menambahkan bahwa ketika seseorang pergi ke Eropa atau Amerika Serikat, yang ditanyakan bukanlah soal bahasa, tetapi tentang HAM, demokrasi, lingkungan hidup, dan solidaritas kemanusiaan—semua hal yang sudah dipikirkan oleh Bung Karno jauh sebelum zamannya.

“Pemikiran Bung Karno begitu maju, bahkan melampaui zamannya. Kita tidak boleh membiarkan pemikiran tersebut tenggelam,” tutup Rocky.

Acara ini juga dihadiri oleh sejumlah narasumber lain, termasuk Sejarawan Bonnie Triyana, Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, dan penulis buku “Merahnya Ajaran Bung Karno”, Airlangga Pribadi. Ratusan peserta dari berbagai organisasi, termasuk alumni GMNI, mahasiswa, dan pemuda Rangkasbitung, juga turut hadir.

Show More

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button

Adblock Detect

Please consider supporting us by disabling your ad blocker