Hasto menegaskan bahwa kerja sama politik harus didahului dengan melihat ideologi, platform dan aspek historis. Atas dasar itu PDIP tidak bisa berkoalisi dengan Demokrat dan PKS.
Berbeda halnya jika ada kegentingan yang memaksa. Misal ketika ada serangan dari negara lain. Hasto mengklaim PDIP bakal menjadi yang terdepan untuk mempersatukan seluruh elemen.
“Tetapi terkait dengan kontestasi pemilu, hal yang rasional apabila ada perbedaan ideologi, perbedaan platform, perbedaan skala prioritas,” ucap Hasto.
Sebelumnya, Hasto menyebut PDIP tidak bisa berkoalisi dengan Demokrat dan PKS yang suka melakukan kamuflase politik. Dia mengatakan itu di sela Rakernas PDIP pada Kamis lalu.
“Pendukung PDIP ini rakyat wong cilik yang tidak suka berbagai bentuk kamuflase politik. Rakyat apa adanya. Rakyat yang bicara dengan bahasa rakyat sehingga aspek historis itu tetap dilakukan,” katanya.
Kepala Bappilu DPP Demokrat Andi Arief lalu angkat suara. Menurutnya, sikap PDIP itu sama saja mengingkari prinsip gotong royong yang kerap kali digaungkan. .
“Terus terang kita sedang membayangkan PDIP sepenuhnya mempraktekkan toleransi, tidak diskriminatif dan gotong royong, dalam membangun negeri yang demikian besar,” kata Andi.


