Partaiku.id – Sekretaris Jenderal DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyebut bahwasanya Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menggunakan anggaran US$2 miliar atau Rp28,5 Triliun (kurs Rp14.250) untuk program bantuan sosial (bansos) menjelang Pilpres 2009.
Mengutip peneliti dari Australia yakni Marcus Mietzner, Hasto menyebut manuver SBY itu sebagai politik populis. Hal itu ia ungkapkan saat membahas betapa mahalnya pemilu di Indonesia.
“Dalam politik bansos, yang menurut Marcus Mietzner dari bulan Juni 2008 hingga Februari 2009, Pak SBY membelanjakan US$2 miliar untuk politik populis itu,” kata Hasto dalam webinar yang dihelat The Centre for Strategic and International Studies (CSIS), Senin (11/1).
Hasto mengatakan langkah politik itu ditiru pada beberapa pemilihan selanjutnya. Menurutnya, politik bansos itu sangat merugikan anggaran penerimaan dan belanja negara (APBN).
“Ini kan beban bagi APBN ke depan akibat konsekuensi dari politik yang sangat liberal,” katanya.
Selanjutnya, Hasto menyampaikan politik biaya tinggi karena sistem satu orang, satu suara, satu nilai (one man, one vote, one value). Dia menambahkan sistem pemilihan yang seperti itu menimbulkan praktik politik uang (Money Politic).