Lebih lanjut, Kamrussamad tidak mempermasalahkan bila Sandi ingin maju sebagai capres di Pilpres 2024. Menurutnya, keinginan itu merupakan hak setiap individu warga negara yang tidak bisa dilarang.
Namun, dia menegaskan kembali, dirinya hanya mengingatkan Sandi dan publik agar identitas agama tidak digunakan dalam menyampaikan dukungan politik kepada capres manapun.
“Kalau setiap orang yang mau itu hak individu, tidak bisa kita larang. [Orang] punya mimpi jadi kepala daerah [atau] presiden itu hak setiap orang,” ucap Kamrussamad.
“[Hal] yang kita perlu sebagai tokoh adalah mengedukasi publik yang mau beri dukungan dengan pakai identitas agama, bahwa ini jangan pakai, ini nanti jadi masalah dan kita sudah rasakan impact-nya di 2019,” sambungnya.
Masalah antara Kamrussamad dengan Sandi muncul ke publik usai Kamrussamad menuding ada upaya eksploitasi ulama di balik deklarasi Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia mendukung Sandi sebagai capres di Pilpres 2024.
Kamrussamad menyebut ada upaya rekayasa ijtima ulama yang berpotensi memicu politik identitas sebagai pemecah belah bangsa.
“Saya khawatir ada sekelompok oknum yang bekerja secara sistematis bersama Sandiaga sehingga tega lakukan eksploitasi identitas ulama,” kata Kamrussamad, Jumat (17/12).