Demokrat mengingatkan, rakyat banyak yang sedang susah dan banyaknya pengangguran, namun pemerintah bukan bekerja namun mengusulkan perpanjangan masa jabatan.
“Merebaknya pemutusan hubungan kerja dimana-mana, dan masih terus diuji dengan tontonan perilaku elite yang menganggap pelanggaran konstitusi sebagai goyunan. Tak ingin meninggalkan gelanggang, padahal tak kunjung bermanfaat untuk rakyat. Tak berprestasi, tapi tak malu meminta perpanjangan waktu. Sudah ditolak keras oleh rakyat, tapi masih terus mencoba dengan segala pembenaran,” kata dia.
Herzaky menegaskan tak pernah ada pro kontra mengenai perubahan masa jabatan presiden menjadi maksimal tiga periode ataupun perpanjangan masa jabatan presiden dua atau tiga tahun.
“Yang ada hanya nafsu segelintir elit yang tak kunjung padam yang terus mendapatkan penolakan secara luas oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Berhentilah menghembuskan angin sesat yang bisa membuat Presiden Jokowi terjerumus,” kata dia.