“Misi Pesantren Ainul Yaqin ingin mengubah image disabilitas agar tidak menjadi “sampah” di masyarakat. Jangan ada lagi anak-anak dikurung atau dipasung di lingkungannya. Di sini mereka membuktikan, masih ada secercah harapan meraih kebahagiaan,” papar pria yang akrab disapa Guru Isma itu.
Di Pesantren Ainul Yaqin, para santri digolongkan menjadi tiga kelas, yakni Serba Bantu, Arahan Bantu, serta kelas Mandiri. Mereka dididik dengan pendidikan agama, tahfidz quran dan seni islami. Banyak di antaranya berasal dari luar Yogyakarta, seperti Sumatera dan Sulawesi.
Page 2 of 2


