“Walaupun persepsi positif terhadap kondisi penegakan hukum masih lebih besar dari persepsi negatif, namun ada kecenderungan persepsi buruk mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir,” ujar Deni.
Sebelumnya, hasil survei Litbang Kompas mencatat kepuasan terhadap Jokowi-Ma’ruf mencapai 73,9 persen pada akhir Januari 2022, atau naik tajam dari survei serupa pada Oktober 2021 yang hanya 66,4 persen.
Senada, Indikator Politik Indonesia, pada 15 Januari sampai 17 Februari, mencatat tingkat kepuasan publik kepada Jokowi mencapai 70 persen.
Angka-angka kepuasan publik itu kemudian menjadi bahan pembenaran sejumlah politikus untuk mendorong wacana penundaan Pemilu 2024 dan perpanjangan masa jabatan Presiden.
(dmi/arh)