Bagi Endah, penetapan Emil sebagai nahkoda Demokrat Jatim telah melalui sejumlah tahapan, termasuk pertimbangan matang Ketum AHY. Sehingga, hasil itu tidak perlu lagi dipersolkan.
“Kontestasinya sudah selesai, sekarang waktunya kembali bekerja, apalagi sekarang verifikasi parpol,” ucap dia.
Endah juga menyadari, perbedaan pandangan terkait hasil musda merupakan hal yang wajar. Namun, ia mengingatkan hal lain yang lebih penting, yakni soliditas partai menghadapi pemilu 2024.
“Sekarang roda kepemimpinan Demokrat Jatim diserahkan ke Mas Emil, seyogyanya, demi kebesaran nama partai kami perlu menatap masa depan untuk persiapan 2024,” tutupnya.
Namun, Pernyataan Endah soal kondisi DPC Demokrat Nganjuk, ini bertentangan dengan ucapan Ketua DPC Demokrat Nganjuk, M Fauzi Irwana yang mengungkapkan kekecewaannya usai DPP menunjuk Emil sebagai Ketua Demokrat Jatim. Fauzi menyebut, janji DPP soal Musda berjalan demokratis hanya pepesan kosong.
“Tentu kami kecewa, apa yang disampaikan di awal bahwa pemilihan Musda secara demokratis, tapi nyatanya kayak gini. Teman-teman 25 DPC, kami kumpul sangat kecewa dengan keputusan ini,” kata Fauzi.