“Mampu merajut perbedaan menjadi jembatan kedua kutub yang berbeda. Mulai dari yang sifatnya sangat kanan hingga kekiri-kirian. Itu dirangkul,” ungkap Hamka.
Hal ini pun diamini oleh Ahmad Basarah yang juga menjadi perwakilan pihak keluarga.
Menurut dia, almarhum yang mengetahui Pancasila sebagai jalan pemersatu bangsa, mampu mengisi ruang kosong yang sempat ditinggalkan negara khususnya oleh era orde baru.
“Ketika negara abai untuk melaksanakan tugas ideologinya. Membangun ideologi bangsa dan mensosialisasikan bangsa. Setelah era reformasi bangsa ini tidak punya instrumen ideologinya bangsa, dan ketika almarhum Taufiq Kiemas memimpin lembaga MPR beliau menggagas hari lahirnya Pancasila sejak dilarang Orde Baru, sejak tahun 1970,” tutur dia.
Almarhum pun menggagas sosialisasi empat pilar ke seluruh wilayah Indonesia. Dan sejak saat itu perlahan-lahan masyarakat mulai kembali mengetahui peran besar ideologi bangsa Pancasila.
Basarah menegaskan, sebagai buktinya, pemerintah Jokowi akhirnya mengesahkan hari lahir Pancasila yang disambut antusias masyarakat.